Sabtu, 12 Juni 2010

Virus FB Telah Lama Mewabah



Di zaman yang serba modern ini, hampir semua orang mengenal dan menggunakan layanan internet. Selain untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan, internet bisa memperluas jaringan atau relasi. Facebook merupakan wadah untuk mencari, mendapatkan, mengenang, berjumpa dengan relasi. Jejaring sosial ini sudah lama mewabah di Indonesia apalagi di kawasan pendidikan, Jatinangor. Lebih dahsyatnya lagi, jejaring sosial yang satu ini menjadi salah satu sarana gaya hidup dewasa ini.
Siapa yang tak kenal FB? Jejaring sosial yang satu ini memang sangat populer di semua kalangan, apalagi di kalangan anak muda. Beragam manfaat yang bisa didapat dengan FB. Herlina, cewek kelas XII ini mengaku bisa mendapat teman lewat FB (singkatan populer FB). Selain itu, ia bisa mencurahkan isi hatinya lewat tulisan-tulisan di FB. Hampir sama dengan Herlina, Tita teman sekelas Herlina yang ditemui dalam sebuah acara di kawasan Jatinangor ini mengungkapkan hal yang membuatnya gembira. Dengan FB, ia bisa ketemu dengan teman-teman lama. Bahkan, ia bisa reuninan bersama. Dari situ kita bisa lihat manfaat FB memang banyak, dengan FB kita dapat berjumpa lagi dengan teman lama, manemukan teman baru, bergabung dengan komunitas seperti komunitas musik, sekolah, olahraga, agama, dan lainnya. Terlebih lagi bagi orang-orang yang berada jauh dari tempat asalnya, jarak sejauh apapun akan terasa dekat, kerena FB ditunjang dengan berbagai feature yang berbeda dari situs jejaring sosial lainnya, seperti chatting, update status, dan sebagainya. Selain sebagai tempat mencari teman, dan mengekspresikan diri, FB ternyata juga dimanfaatkan sebagai media promosi dan kampanye. Banyak perusahaan dan tokoh-tokoh politik melakukan promosi dan kampanyenya di FB. Dan memang hasil yang di dapat cukup positif. Dengan FB pula, kita bisa cepat menarik massa. Terbukti saat kasus KPK dan POLRI “cicak dan buaya”, ada gerakan dukungan besar terhadap masing-masing pihak lewat FB.
Walaupun demikian, ada juga orang yang tidak mau menggunakan fasilitas ini. April, mahasiswa Fikom Unpad ini tidak tertarik sama sekali dengan FB. Ia beranggapan seakan FB itu membuat orang semakin mengurangi interaksinya dengan orang lain dan ia tidak suka dengan hal itu. Namun, baru-baru ini ia sudah punya account di FB. Saat ditanyakan alasannya, ia menjawab, karena semua komunikasi sudah lewat FB. Dan rasa tidak suka itu masih tetap ada, tapi mau bagaimana lagi, ia hanya menggunakan FB untuk sarana informasi.
Sependapat dengan April, tapi berbeda alasan. Ya, Penelitian terdahulu mengatakan, penggunaan FB yang berlebihan juga berdampak pada prestasi seseorang. Menurut penelitian yang dilakukan di Ohio state University menunjukan seseorang yang mempunyai account di FB cenderung mempunyai IPK lebih kecil dari mahasiswa yang tidak mempunyai account di FB. Ini disebabkan karena konsentrasi yang pecah akibat melakukan aktivitas kuliah sambil membuka FB. Walaupun data ini hanya bersifat kolektif, namun ini dapat menjadi perhatian bagi pengguna FB untuk tidak menggunakan FB secara berlebihan. Penggunaan FB yang berlebihan juga akan bisa berdampak pada psikologis manusia, contohnya pola komunikasi seseorang akan terganggu, seseorang lebih cenderung untuk mengajak temannya berkomunikasi di FB daripada melakukan komunikasi secara langsung. Karena mereka merasa akan lebih bebas untuk menyampaikan sesuatu lewat tulisan. Selain itu FB sekarang cenderung digunakan untuk ajang “narsis-narsisan”, mengekspresikan diri secara berlebihan, pengekspresian diri ini terlihat sudah tidak wajar, mereka berusaha untung memancing seseorang untuk merespon apapun yang di-post atau yang ditulisnya pada FB, apakah itu foto, atau status. Akibatnya bisa tercipta rasa persaingan, kecemburuan bahkan bisa pertengkaran.
Dampak yang lebih buruknya lagi ditemukan di FB hal-hal yang berbau pornografi, seperti foto-foto tidak senonoh, tulisan-tulisan kasar dan ‘jorok’ bahkan video-video porno, ini sangat disayangkan FB yang awalnya adalah situs yang digunakan untuk mengekspresikan diri malah disalahgunakan menjadi ajang ‘jual diri’.
Ya semacam itulah ternyata sisi-sisi yang selama ini mungkin belum kita sadari dalam gaya hidup seperti ini. Perkembangan teknologi sekarang juga banyak mendukung akses jejaring sosial ini. Salah satunya yang marak lewat handphone. Sisi negatif memang tidak akan bisa lepas dari setiap hal. Namun demikian, sisi negatif itu tidak akan terasa bahkan menghilang jika kita selalu mengambil dan menggunakan sisi positifnya. Gaya hidup yang dinamis memang perlu, tapi tidak harus menyerap semua isu dan hal baru. Selayaknya kita menyaring hal-hal tersebut.
(Kurniawan Agung Wicaksono)

Tidak ada komentar: